Permennya Lupa Dimakan

Posted by : Linda Hermawati di 12:18 AM Sedikit reminder untuk orang-orang yang sedang berlari sangat cepat



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Alkisah ada dua orang anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang
melewati
lembah permen lolipop. Di tengah lembah itu terdapat jalan
setapak yang
beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki
bersama.
Uniknya, di
kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak
permen lolipop yang
berwarni-warni dengan aneka rasa. Permen-permen
yang terlihat seperti
berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil
Bob dan Bib untuk mengambil
dan menikmati kelezatan mereka.

Bob
sangat kegirangan melihat
banyaknya permen lolipop yang bisa diambil.
Maka ia pun sibuk mengumpulkan
permen-permen tersebut. Ia mempercepat
jalannya supaya bisa mengambil permen
lolipop lainnya yang terlihat
sangat banyak didepannya. Bob mengumpulkan
sangat banyak permen lolipop
yang ia simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk
mengumpulkan
permen-permen tersebut tapi sepertinya permen-permen tersebut
tidak
pernah habis maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil
semua
permen yang dilihatnya.

Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan
lembah
permen lolipop. Dia melihat gerbang bertuliskan "Selamat Jalan".
Itulah
batas akhir lembah permen lolipop. Di ujung jalan, Bob bertemu
seorang
lelaki penduduk sekitar. Lelaki itu bertanya kepada Bob,
"Bagaimana
perjalanan kamu di lembah permen lolipop? Apakah
permen-permennya
lezat? Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang
paling
disenangi. Atau kamu lebih menyukai rasa mangga? Itu juga
sangat
lezat." Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa
sangat
lelah dan kehilangan tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan
membawa
begitu banyak permen lolipop yang terasa berat di dalam tas
karungnya.
Tapi ada satu hal yang membuatnya merasa terkejut dan ia pun
menjawab
pertanyaan lelaki itu, "Permennya saya lupa makan!"

Tak
berapa
lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen lolipop.
"Hai,
Bob! Kamu berjalan cepat sekali. Saya memanggil-manggil kamu tapi
kamu
sudah sangat jauh di depan saya." "Kenapa kamu memanggil saya?"
tanya
Bob. "Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur
bersama.
Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah,
indah
sekali!" Bib bercerita panjang lebar kepada Bob. "Lalu tadi ada
seorang
kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia berjalan. Saya
beri
dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan
dia
banyak menceritakan hal-hal yang lucu. Kami tertawa bersama."
Bib
menambahkan.

Mendengar
cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak
hal yang telah ia lewatkan dari
lembah permen lolipop yang sangat indah. Ia
terlalu sibuk mengumpulkan
permen-permen itu. Tapi pun ia sampai lupa
memakannya dan tidak punya
waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia
begitu sibuk memasukkan
semua permen itu ke dalam tas karungnya.

Di
akhir perjalanannya
di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu hal dan ia
bergumam
kepada dirinya sendiri, "Perjalanan ini bukan tentang berapa
banyak
permen yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana
saya
menikmatinya dengan berbagi dan berbahagia." Ia pun berkata dalam
hati,
"Waktu tidak bisa diputar kembali." Perjalanan di lembah lolipop
sudah
berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali
perjalanannya.

Dalam
kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita
lewati begitu saja. Kita
lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati
kebahagiaan hidup. Kita
menjadi Bob di lembah permen lolipop yang sibuk
mengumpulkan permen
tapi lupa untuk menikmatinya dan menjadi
bahagia.

Pernahkan Anda
bertanya kapan waktunya untuk merasakan
bahagia? Jika saya tanyakan
pertanyaan tersebut kepada para klien saya,
biasanya mereka menjawab,
"Saya akan bahagia nanti... nanti pada waktu saya
sudah menikah...
nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri... nanti pada
saat suami
saya lebih mencintai saya... nanti pada saat saya telah meraih
semua
impian saya... nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar...
"

Pemikiran
'nanti' itu membuat kita bekerja sangat keras di saat
'sekarang'.
Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan
tentang
masa 'nanti' bahagia.. Terkadang jika saya renungkan hal
tersebut,
ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam hidup
ini
untuk masa 'nanti' bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi sangat
cepat
tapi rasanya tidak pernah sampai di masa 'nanti' bahagia itu.
Ritme
hidup yang sangat cepat... target-target tinggi yang harus kita
capai,
yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target itu...
tetap
semuanya itu tidak pernah terasa memuaskan dan
membahagiakan.

Uniknya,
pada saat kita memelankan ritme kehidupan
kita; pada saat kita duduk
menikmati keindahan pohon bonsai di beranda depan,
pada saat kita
mendengarkan cerita lucu anak-anak kita, pada saat makan malam
bersama
keluarga, pada saat kita duduk bermeditasi atau pada saat
membagikan
beras dalam acara bakti sosial tanggap banjir; terasa hidup
menjadi
lebih indah.

Jika
saja kita mau memelankan ritme hidup kita
dengan penuh kesadaran;
memelankan ritme makan kita, memelankan ritme jalan
kita dan menyadari
setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan
memperhatikan tawa indah
anak-anak bahkan menyadari setiap hembusan nafas
maka kita akan
menyadari begitu banyak detil kehidupan yang begitu indah dan
bisa
disyukuri. Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan
yang
ternyata jauh lebih damai dan tenang. Dan pada akhirnya akan
membawa
kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang
melewati
perjalanannya di lembah permen
lolipop.

0 komentar:

Post a Comment